Senin, 19 November 2018

Bayang-Bayang

Hasil gambar untuk bayang senja
(Sumber gambar: http://blogtzr.blogspot.com/)
Aku ini bayang-bayang
Mengekor yang tak bisa kukejar
Aku adalah pemikir
Merasa yang tak sanggup lagi dirasa
Aku pengkhayal,
Menanti harapan tak berkesudahan

Aku si bayang-bayang
Aku selalu meninggalkan jejak,
Bersama tulisan tak kasat mata
Bersama ukiran yang tak bermakna

Aku tak bisa menulis
Aku ini bayang-bayang
Dari kesendirian, aku datang
Untuk kebahagiaan, aku menghilang

Kamis, 15 November 2018

Diary (by: A.P)

Hasil gambar untuk diary
Dear Diary....
Matahari belum muncul. Semilir angin lembut membelai, menyejukan hatiku yang sedang layu. Hari ini, pagi-pagi buta, setelah shalat subuh di masjid, aku harus segera pergi. Pergi mengais barang-barang rongsokan, sebelum truk sampah mengambilnya dari tempat sampah para warga. Hari ini Ibu sakit, Ry. Aku lagi butuh uang, buat beli obat, juga buat beli susu untuk adik. Aku sedih, Ry.

Progress KKN



Pada tanggal 24 Oktober, kami satu kelompok lengkap bersama pembimbing kami, Bu Dewi  pergi ke kelurahan Airlangga untuk mem-fix-kan kegiatan KKN pada minggu ke 17. Kunjungannya berjalan lancar. Pihak dari kelurahan juga ramah terhadap kami dan mereka siap membantu demi kelancaran kegiatan KKN kami. Rencana kegiatan KKN kami adalah melakukan pelatihan selama 2 hari tentang fitur Google untuk membantu pendataan penduduk di kelurahan tersebut. Kegiatan untuk sisa hari berikutnya masih kami pertimbangkan. Namun sayangnya, pada hari tersebut kami lupa melakukan dokumentasi.

Rabu, 14 November 2018

My Journey to ITS


Saya masuk menjadi mahasiswa ITS pada tahun 2015 dan sekarang saya sudah semester 7. Selama saya kuliah disini, ada banyak hal yang sudah terjadi dan itu sedikit banyak telah mengubah pandangan saya tentang hidup. Boleh dibilang saya anak perantauan karena memang tempat kuliah saya jauh sekali dari rumah. Karena terkendala biaya dan waktu, saya biasanya hanya pulang ke rumah saat musim libur semester.

Kehidupan di perkuliahan itu sangat bebas. Anda bisa memilih menjadi apapun yang anda mau. Namun terkadang, beberapa kondisi memaksa kita untuk memilih hanya suatu jalan. Seperti itulah pemikiran saya dulu.

My Future


Hasil gambar untuk my future
“Orang-orang istimewa itu akan selalu bosan dengan kemapanan. Mereka lebih memilih mengambil resiko, keluar dari zona aman, dan meraih hal yang baru. Penuh pertaruhan memang tapi justru itulah yang membuat mereka begitu berbeda.”
-Ahmad Ataka
Bagi sebagian besar orang, berbicara tentang masa depan selalu menyenangkan. Entah itu tujuan hidup, target, ataupun cita-cita, kebanyakan orang bersemangat menjelaskan saat ditanya tentang masa depannya. Itu adalah suatu hal yang wajar.

My Beloved Indonesia



Gambar terkait
Terkait dengan Indonesia yang amat saya cintai ini, ada sepenggal puisi yang sangat menarik. Kurang lebih seperti ini bunyinya:

Bukan lautan hanya kolam susu, katanya
Tapi kata kakekku, hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Kail dan jala cukup menghidupimu, katanya
Tapi kata kakekku ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara
Tiada badai tiada topan kau temui, katanya
Tapi, kenapa ayahku tertiup angin ke Malaysia?
Ikan dan udang menghampiri dirmu , katanya
Tapi kata kakek, ‘awas ada udang di balik batu’
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman, katanya
Tapi kata dokter intel, belum semua rakyatnya sejahtera
Banyak pejabat yg menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri
(Diambil dari film berjudul Tanah Surga katanya)

Harapan saya untuk Indonesia kedepannya adalah:

My Social


Hasil gambar untuk social
Saya adalah tipe orang yang mudah berteman dengan siapa saja. Tak masalah orang itu dari golongan atas atau bawah, orang yang pintar atau yang biasa saja, selama mereka enjoy berteman dengan saya, saya pun akan enjoy berteman dengan mereka. Namun, tidak semua teman saya sama ratakan. Hanya ada sebagian kecil orang yang benar-benar saya percaya, sebagian teman cocok saya ajak kerja sama, dan yang lain hanya sebatas teman biasa.

Minggu, 11 November 2018

About Me




Namaku Agung Trio. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Aku lahir dari keluarga pas-pasan di Kebumen, Jawa Tengah. Ayahku seorang petani di desa, begitu pula ibuku. Sejak kecil aku percaya bahwa masa depanku tidak ditentukan dari bagaimana kondisi perekonomian orang tua saat ini, melainkan dari kerja keras dan hal apa saja yang sudah kulakukan untuk meniti masa depanku. Dan inilah aku.

Minggu, 04 November 2018

Mata Kuliah Favorit

Mata kuliah favorit saya adalah mekatronika karena menurut saya itu mata kuliah yang mengasyikan. Disitu saya belajar tentang sensor-sensor dan cara merakitnya. Apalagi sekarang saya sedang mengerjakan project yang berhubungan dengan otomasi dimana mekatronika sangat dibutuhkan. Rasanya seperti punya mainan baru yang bisa diotak-atik. Oh ya, ini ada mainan (kodingan) yang berhasil saya buat.

Jumat, 26 Oktober 2018

"Dia sibuk, saya bukan prioritasnya."

Di umur kita yang idealnya lagi masa-masa produktif, sering kita insecure kayak gitu gak, sih? Baik itu terhadap sahabat, pacar, temen deket, temen biasa.
Coba deh..
Entah gimana, tapi seiring berjalannya waktu, saya paham bahwa, "The time is sometimes slight off." Ketika saya ada waktu luang, orang yang ingin saya temuin lagi sibuk. Pun sebaliknya ketika ada orang yang minta ketemu saya, saya yang berhalangan. Itu, udah bukan hal yang asing lagi.
Masuk umur 20an, udah lebih banyak yang perlu diurus selain nongkrong2 cantik. Udah harus mulai persiapin buat 'real life' yang lebih dari sekedar tubes.

Senin, 08 Oktober 2018

Permasalahan Kependudukan di Kelurahan Airlangga



Kelurahan Airlangga, Gubeng merupakan salah satu kelurahan di Surabaya yang data kependudukannya jarang diperbarui. Permasalahan utamanya adalah jumlah orang yang menetap dan yang pergi  dari kelurahan ini sangat banyak, terutama dari kalangan mahasiswa. Selain itu, adanya kemalasan dari aparat desa untuk memperbarui data kependudukan sehingga membuat data kependudukannya tidak relevan. Beberapa dampak yang ditimbulkan dari tidak diperbaruinya data kependudukan, diantaranya yaitu membuat daerah tersebut rawan kriminalitas (seperti: pencurian, penyelundupan narkoba) serta tindakan asusila (seperti: pergaulan bebas, prostitusi terselubung). Hal ini akan meresahkan kehidupan bermasyarakat di daerah tersebut.

Kamis, 20 September 2018

Kenangan Terindah


Gambar terkait
Di kala Sang Dewi Malam tersipu malu menatapku
Untuk sesaat, aku tersenyum sendirian
Bukan karena apa-apa....
Hanya  sekedar mengingatmu
            Sahabat....,
            Di malam yang sunyi ini
            Tak ada syair merdu yang sanggup kulantunkan
            Ataupun kisah-kisah hebat yang bisa kuceritakan
            Mungkin semua ini nggak berarti apa-apa bagimu
            Mungkin goresan yang layu.....
            Tak membekas di hatimu

Sabtu, 15 September 2018

Jahanamnya Dunia


Di pinggiran kota. Terdapatlah seorang ibu dengan bayinya yang mungil yang hidup serba kekurangan tanpa adanya sebuah rumah untuknya bernaung. Di atas trotoar adalah tempat tinggal mereka. Tanpa adanya uang, ibu dan bayi kecilnya itu bertahan hidup dengan sisa makanan bekas orang yang sudah di buang.
Demi mendapatkan makanan, sang ibu terpaksa meninggalkan bayinya di atas trotoar beberapa saat dan kembali lagi jika sang ibu sudah menemukan makanan untuk mereka makan. Kalau tidak begitu, mereka berdua akan mati kelaparan. Begitulah beratnya perjuangan ibu yang jadi gelandangan di pinggir jalan yang jauh dari belas kasihan orang yang berduit. Meski pun begitu, sang ibu tetap berjuang demi hidupnya dan juga masa depan bayi kecilnya itu.

Rabu, 12 September 2018

Puisi 'Kaki Seribu'

Gambar terkait
(Sumber gambar: https://verhalenkamernijmegen.nl/)
Mentari menyapa
Kutilang bersiul memekik 'pagi manusia'
Ramai orang bersua
Membawa hati pada embun
Entah kesal, bahagia, atau terluka
Tapi tidak dengan kaki seribu
Senyumnya, kobar semangatnya, menggebu
Melumat masa yang jemu
Peluh membuncah, letih merebah
Namun ia tak berkesah
Mengayuh dengan cekatan,
Melewati inchi demi inchi perkotaan
Ya dia, kaki seribu
Cita-cita
Penyulut asa dalam jiwanya

Minggu, 09 September 2018

Cita-Citaku Setinggi Tanah (by: A.P)




Langit pagi hari begitu memikatnya. Embun tipis bak kapas yang halus seakan enggan untuk memudar. Matahari tersenyum tipis menyapa dunia, memberi semangat kepada semua orang. Ada yang spesial hari ini. Ya, hari ini aku akan pulang ke Depok. Sejak lima tahun lalu, aku tinggal di Yogyakarta bersama abah. Bukan, dia bukan ayahku, dia kakekku, ayah dari ayahku. Ya, sejak SMP aku tinggal bersama kakekku di Yogyakarta.
Saat ini sudah masuk paruh kedua tahun 2011, tepatnya Bulan Juli 2011. Liburan semester genap telah tiba. Sebentar lagi aku akan naik ke kelas dua belas, atau orang biasa menyebutnya kelas tiga SMA. Ya, sudah terbayang betapa sibuknya kehidupanku di kelas dua belas besok. Seperti sibuknya kakak-kakak angkatanku waktu kelas dua belas dahulu. Waktu di kelas dua belas pasti akan terasa sangat singkat. Selangkah lagi aku akan lepas dari masa putih abu-abu dan menuju dunia kampus.