Di
umur kita yang idealnya lagi masa-masa produktif, sering kita insecure kayak
gitu gak, sih? Baik itu terhadap sahabat, pacar, temen deket, temen biasa.
Coba
deh..
Entah
gimana, tapi seiring berjalannya waktu, saya paham bahwa, "The time is
sometimes slight off." Ketika saya ada waktu luang, orang yang ingin saya
temuin lagi sibuk. Pun sebaliknya ketika ada orang yang minta ketemu saya, saya
yang berhalangan. Itu, udah bukan hal yang asing lagi.
Masuk
umur 20an, udah lebih banyak yang perlu diurus selain nongkrong2 cantik. Udah
harus mulai persiapin buat 'real life' yang lebih dari sekedar tubes.
Makin
sini makin bisa mentolerir ketidakhadiran seseorang, bahkan untuk orang2
terdekat yang biasa diajak jalan hampir seminggu sekali pun. Paham, bahwa dia
juga punya hidup yang harus dia persiapkan. Bahwa dia lebih memprioritaskan
hidupnya sendiri dibandingkan memprioritaskan kita. Dan itu, adalah hal yang
sangat manusiawi. Dia berhak untuk itu, karena toh, kalau dia memprioritaskan
kita, apa kita punya jaminan buat kesuksesan hidupnya kelak? Nope. We too
prioritize our ownselves for that case.
Cuman
emang, ketika kita berlari lebih cepat dibandingkan yang lainnya, mungkin ada
masanya ketika kita sudah melewati masa2 terberat itu, kita ngerasa sepi. Jalan
sendiri. Kayak nggak ada temen. Karena kita lagi berada di check point, yang
idealnya akan sangat lebih baik ketika kita habiskan waktu di titik rehat ini
bareng temen2 kita, dimana temen2 kita yang lain masih otw ke titik ini. Ya nda
apa2. Setiap orang punya kecepatan masing2. Nikmatin. Jangan sampe karena kita
ngerasa sendiri, lantas kita playing victim, bilang kalau kita bukan
prioritasnya lagi. Jangan sampai karena kita ngerasa sendiri, malah bete kalau
ada temen kita yang gak bisa temenin. Nggak gitu caranya. Nggak.
Tulisan
ini dibuat bukan untuk menyinggung. Maaf, kalau misal emang ada yang
tersinggung. Tulisan ini dibuat karena saya pernah, ada di masa yang ngerasa
kayak sendiri, punya temen tapi kayak yang gak punya. Yang ternyata, itu semua
cuman ada di pikiran saya.
Sampai
akhirnya saya bersyukur, masih ada temen yang bisa diajak bercanda lewat chat/
sosmed. Masih ada temen yang bisa ditelepon, walaupun udah lama banget gak
ketemu langsung. Masih ada temen yang menyempatkan buat bantu ketika ada
masalah, lewat chat. Surely, we shall thank technologies for that.
Selama
komunikasi itu gak hilang, saya rasa gak masalah kalau mereka gak hadir secara
fisik. Nggak apa2 kangen terus sama orang2 hampir tiap hari. Nggak masalah buat
jalan kemana2 sendiri, lama2 jadi hal yang biasa.
Justru
dengan menyadari itu, harusnya kita bisa lebih menghargai waktu2 yang mereka
sempatkan, walaupun secara online. Apalagi waktu yang disempatkan secara offline.
Sebagaimana waktu kita adalah sesuatu yang berharga untuk dimanfaatkan sebaik
mungkin, waktu mereka juga adalah suatu hal yang berharga yang gak mungkin bisa
kita ganti.
Dan,
saya juga ikut seneng ketika teman2 saya punya kesibukan masing2. Itu berarti,
mereka juga sedang menempa diri mereka, yang mana itu adalah hal yang baik
untuk mereka.
Jadi,
apa masih harus, untuk menuntut diprioritaskan?
sumber:
akun line Karina Priyanka I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar