Kamis, 20 September 2018

Kenangan Terindah


Gambar terkait
Di kala Sang Dewi Malam tersipu malu menatapku
Untuk sesaat, aku tersenyum sendirian
Bukan karena apa-apa....
Hanya  sekedar mengingatmu
            Sahabat....,
            Di malam yang sunyi ini
            Tak ada syair merdu yang sanggup kulantunkan
            Ataupun kisah-kisah hebat yang bisa kuceritakan
            Mungkin semua ini nggak berarti apa-apa bagimu
            Mungkin goresan yang layu.....
            Tak membekas di hatimu

Sabtu, 15 September 2018

Jahanamnya Dunia


Di pinggiran kota. Terdapatlah seorang ibu dengan bayinya yang mungil yang hidup serba kekurangan tanpa adanya sebuah rumah untuknya bernaung. Di atas trotoar adalah tempat tinggal mereka. Tanpa adanya uang, ibu dan bayi kecilnya itu bertahan hidup dengan sisa makanan bekas orang yang sudah di buang.
Demi mendapatkan makanan, sang ibu terpaksa meninggalkan bayinya di atas trotoar beberapa saat dan kembali lagi jika sang ibu sudah menemukan makanan untuk mereka makan. Kalau tidak begitu, mereka berdua akan mati kelaparan. Begitulah beratnya perjuangan ibu yang jadi gelandangan di pinggir jalan yang jauh dari belas kasihan orang yang berduit. Meski pun begitu, sang ibu tetap berjuang demi hidupnya dan juga masa depan bayi kecilnya itu.

Rabu, 12 September 2018

Puisi 'Kaki Seribu'

Gambar terkait
(Sumber gambar: https://verhalenkamernijmegen.nl/)
Mentari menyapa
Kutilang bersiul memekik 'pagi manusia'
Ramai orang bersua
Membawa hati pada embun
Entah kesal, bahagia, atau terluka
Tapi tidak dengan kaki seribu
Senyumnya, kobar semangatnya, menggebu
Melumat masa yang jemu
Peluh membuncah, letih merebah
Namun ia tak berkesah
Mengayuh dengan cekatan,
Melewati inchi demi inchi perkotaan
Ya dia, kaki seribu
Cita-cita
Penyulut asa dalam jiwanya

Minggu, 09 September 2018

Cita-Citaku Setinggi Tanah (by: A.P)




Langit pagi hari begitu memikatnya. Embun tipis bak kapas yang halus seakan enggan untuk memudar. Matahari tersenyum tipis menyapa dunia, memberi semangat kepada semua orang. Ada yang spesial hari ini. Ya, hari ini aku akan pulang ke Depok. Sejak lima tahun lalu, aku tinggal di Yogyakarta bersama abah. Bukan, dia bukan ayahku, dia kakekku, ayah dari ayahku. Ya, sejak SMP aku tinggal bersama kakekku di Yogyakarta.
Saat ini sudah masuk paruh kedua tahun 2011, tepatnya Bulan Juli 2011. Liburan semester genap telah tiba. Sebentar lagi aku akan naik ke kelas dua belas, atau orang biasa menyebutnya kelas tiga SMA. Ya, sudah terbayang betapa sibuknya kehidupanku di kelas dua belas besok. Seperti sibuknya kakak-kakak angkatanku waktu kelas dua belas dahulu. Waktu di kelas dua belas pasti akan terasa sangat singkat. Selangkah lagi aku akan lepas dari masa putih abu-abu dan menuju dunia kampus.