
(Sumber gambar: https://verhalenkamernijmegen.nl/)
Mentari menyapaKutilang bersiul memekik 'pagi manusia'
Ramai orang bersua
Membawa hati pada embun
Entah kesal, bahagia, atau terluka
Tapi tidak dengan kaki seribu
Senyumnya, kobar semangatnya, menggebu
Melumat masa yang jemu
Peluh membuncah, letih merebah
Namun ia tak berkesah
Mengayuh dengan cekatan,
Melewati inchi demi inchi perkotaan
Ya dia, kaki seribu
Cita-cita
Penyulut asa dalam jiwanya
Tak peduli celoteh atau kicau nuri tanpa kaki
Yang menapak tapi tak menapak
Yang bicara tapi tak merasa
Kaki seribu,
Kala waktunya tiba, tiada seorang mampu merayu
Tidak juga kau!
Teguh dalam berpijak
Mereguh setiap apa yang bijak
fyi: puisi ini dikasih dari temanku (cewek) yang katanya, terinspirasi dari tingkah seorang cowok nyebelin yang selalu ngajak ngebut pas bersepeda ke SMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar